Jumat, 30 November 2012

LANGGAM KENANGAN : SELEKSI PESERTA JAMBORE NASIONAL DI JATINANGOR




Sabtu, 8 April 2006 Jam 09.00


Pening…

Letih, lelah, ngantuk berat dialami T/D DHANAPALA. Semalaman kami mengolah nilai seleksi JAMNAS buat adik-adik Penggalang, bikin konsep SKB Pembina Gudep, bikin anggaran, bikin presentasi, deelel… Berat banget mata ini buat dibuka.

“Come on guys… ini hari yang mereka tunggu-tunggu. Cepetan sebelum mereka datang!”

Gila bener deh Kak Fuad. Ga ada matinye, padahal dia yang tidur paling belakangan hampir subuh tadi pagi. Tapi semangatnya itu loh... oke deh kak!

”Kak, jam berapa pengumumannya ? Kita dah ga sabar nih. Saya sampe nggak bisa tidur semalam”. Lukman, Penggalang Rakit yang paling mungil dan item (ups!), tiba-tiba datang ke Sanggar yang masih acak-acakan.

”Ntar ya, abis bagi raport, saya mesti ketemu Pak Gusti dan Bu Ella dulu nih. Nanti kamu langsung ganti seragam baru ya?. Jangan lupa fotocopy raport kamu buat laporan saya”, kataku yang maksain buka mata di pagi itu. 

”Siap Kak!. Saya masuk kelas dulu ya? Assalamu’alaikum...".Pamitnya.

”Wa’alaikum Salam...”. Jawabku sambil tersenyum.

Antusias Penggalang buat ikut JAMNAS memang bikin kami tambah semangat. Selama dua minggu lebih mereka ikut seleksi di Gudep. Tapi nggak ada capenya mereka jalanin itu semua. Pagi ini Pak Gusti dan Bu Ella belum kelihatan. Kami mau melaporkan persiapan JAMNAS ini ke beliau berdua. Untuk lebih shohih lagi, konsep SKB Pembina Gudep pun sudah dikonsepkan. Nama-nama peserta JAMNAS dari Gudep DHANAPALA sudah ada di tangan kami. Tanpa restu Pembina Gudep, tentunya masih terasa hambar.

8 April 2006 Jam 11.30
 

Tanda tangan Bu Ella sudah berhasil kami dapatkan. Beliau setuju dengan komposisi Penggalang yang akan berangkat JAMNAS. Semua Penggalang Rakit dan Terap sudah ganti seragam baru. Ternyata, mereka tambah gagah dengan seragam itu. Jadi inget waktu tahun 2000 dulu, kami sampe cari sumbangan kesana kemari supaya punya seragam bagus. Alhamdulillah, kerja keras itu membawa hasil, walaupun cuma bisa beli topi tikar 10 buah. Sekarang, mereka punya itu semua, dari atas sampai bawah. 

8 April 2006 Jam 12.00
 
”Adik-adik sekalian, tiba hari yang telah kalian semua tunggu-tunggu. Ada baiknya kalau kita mulai hari ini dengan Solat Zhuhur berjamaah terlebih dahulu”. Siang itu, berbagai ekspresi terpancar dari wajah mereka. Menanti pengumuman JAMNAS dengan harap cemas, ditambah hasil raport bayangan mereka yang juga bermacam-macam warnanya. 

Kak Fuad menjadi imam kami untuk sholat Zhuhur. Banyak doa yang kupanjatkan buat Gudep ini. Semoga kondisi seperti ini akan tetap terus ada. Lelah rasanya kalau harus terus jatuh bangun seperti selama ini. Amiin...

8 April 2006 Jam 13.00
 
Pak Gusti berhasil kami temukan. Kak Fuad dan Kak Hafiez pun lapor ke beliau tentang persiapan acara JAMNAS ini. Beliau pun setuju dengan komposisi Penggalang DHANAPALA peserta JAMNAS 2006. SKB Pembina Gudep lengkap ditandatangani!.

Acapun dimulai dengan pembukaan oleh Pak Gusti. Banyak yang beliau pesankan ke adik-adik yang akan berangkat maupun yang harus tinggal di Gudep. Beliau juga menyatakan kebanggaannya kepadaGugus Depan yang sudah berkembang dengan pesatnya di tahun 2006 ini dan ucapan selamat kepada T/D DHANAPALA. Terima kasih banyak, Pak.

8 April 2006 Jam 13.30
 

Acara dimulai dengan presentasi dari Kak Dede Sulaiman tentang kegiatan JAMNAS 2006. Decak kagum dan antusiasme Penggalang kembali terpancar dari wajah mereka. Nggak tega rasanya mengumumkan nama-nama ini. Acara kemudian dilanjutkan dengan sharing Penggalang bersama Kak Desi dan Kak Delvi.
Sharing session bersama Kak Desi
8 April 2006 Jam 14.00
 

Detik-detik pengumuman peserta JAMNAS utusan Gudep DHANAPALA...
 
”Adik-adik yang Kakak cintai, telah lama kalian tunggu saat ini. Kakak pesankan, siapapun yang akan berangkat mewakili Gugus Depan ini, dukunglah dan doakanlah. Kalian semua adalah terbaik di mata kami, tetapi semua keterbatasan telah memaksa kami harus memilih diantara kalian.” Kak Fuad membuka pengumuman hasil seleksi untuk peserta JAMNAS dengan pesan singkat. 

Kami semua berdiri satu saf menghadap para Penggalang. Dramatis memang, tapi itulah awal dari jalan cerita di siang itu. 

 
Tiba-tiba ...
“Penegak – Pandega, Hormat...grak !”



Aba-aba yang dipimpin Kak Fuad itu langsung tambah membuat hati ini nggak karuan. Gemetaran tangan ini dibuatnya. Bukan karena seumur-umur kami baru kali ini disuruh hormat sama Penggalang, tetapi... susah deh ngebanyanginnya. Kebayang gimana mata Penggalang melihat peristiwa ini ?.

“Adik-adik, ada baiknya sebelum kalian
mendengar pengumuman hasil seleksi JAMNAS ini, kalian berdoa kepada Tuhan agar kalian dikuatkan hati masing-masing. Siap berangkat dan siap ditinggalkan. Berdoa dimulai !”.

 

Kemudian ...
Ting...ting...ting...ting...
(Lagu Hymne JAMNAS 2006 diperdengarkan)
 
Jambore Nasional
Tempat Kita Bertemu
Menggalang Persatuan Bangsa
Untuk Mandiri
Di Bumi Persada
Di Alam Bebas Luas
Di Lembah Manglayang Indah
Di Bumi Indonesia
Tri Satyaku Ku Dharmakan
Dharmaku Ku Baktikan
Ku Mohonkan Pada Tuhan
Jayalah Indonesia

(Karya Kak Tika Iskandar, Andalan Daerah Jawa Barat)

Sore itu merinding banget rasanya. Padahal cuaca sangat panas dari tadi siang. Gerah tapi dingin...
 
”Bismillahirrohmanirrohiim...”
 
”Hasil Seleksi Calon Peserta Jambore Nasional Tahun 2006 Utusan Gugus Depan Jakarta Pusat 08-149 dan Jakarta Pusat 08-150 Palapa Gajah Mada dan Pramodhawardhana – DHANAPALA....”.Suasana semakin tegang ketika Kak Fuad diam sejenak saat membacakan pengumuman itu.

”Putra, dengan total nilai 360,83... adik kami... Yudha Adyaksa”

 
Yudha Adyaksa
”Alhamdulillah...!!!. ” Wajah gembira terpancar jelas di wajah Yudha. Nggak pernah kebayang kalau dia yang punya nilai tertinggi dibanding teman-temannya.

”Yang kedua, dengan total nilai 332,50...adik kami... Lukman Tanjung”

Lukman Tanjung

”Bruk...” Sujud sukur pun menjadi pemandangan sore hari itu. Lukman kecil ternyata menyandang DHANAPALA ke Jatinagor.

”Putri...”. Sejumlah wajah putra tertunduk lesu mendengarnya. Kandas sudah harapan buat mereka maju ke JAMNAS. Satu dari mereka mulai merah matanya. 


”Dengan total nilai 341,67... adik kami... Agustin Dwi Lestari”. Kali ini sudah mulai ada yang nangis. Dimulai dari putri dan menular ke beberapa putra. Suasana semakin haru.

Agustin Dwi Lestari

”Yang kedua, dengan total nilai 323,33...adik kami... Nabila Istiqomatu Aini”
Nabila Istiqomatu Aini
Ucapan selamat kepada Nabila pun muncul dari putri-putri yang lain. Kali ini mereka yakin kalau Nabila-lah yang terakhir disebut oleh Kak Fuad. 

”Adik-adik sekalian, inilah kawan-kawan kalian yang akan membawa kejayaan Gudep DHANAPALA pada JAMNAS 2006.” Kak Fuad mulai mengakhiri acara pengumuman itu.

Diiringi lagu Hymne Satya Dharma Pramuka melalui MP3, tiba-tiba aba-aba itu ada lagi :
 

”Penggalang, hormat...grak!” Seluruh Penggalang yang hadir di ruangan itu kemudian saling hormat. Inilah saat-saat tak terlupakan bagi mereka. Semuanya menangis, entah apa yang membuat mereka jadi melankolis. Merinding lihat pemandangan di lab SMPN 76 sore itu.

”Seperti pesan Kakak sebelumnya, ikhlaskan dan dukunglah siapapun yang berangkat ke Jatinangor. Mereka membawa kejayaan DHANAPALA. Sama seperti kalian yang mempertahankannya di sini.” Pesan Kak Fuad.
 

Beberapa Penggalang mulai terlihat shock.
 
”Buat Febri, jadikan ini sebagai kesempatan kamu buat konsentrasi belajar menghadapi UAN. Beri kesempatan kepada teman-teman kamu ini untuk bisa berkarya. Kamu ikhlas?”, tanya Kak Fuad.
 

”Saya ikhlas, Kak”, jawab Febri tertunduk lesu.


”Sebagai tanda keinginan kami agar kamu konsen belajar, ada kenang-kenangan dari Penegak dan Pandega DHANAPALA buat kamu. Majulah ke depan. Kak Desi, silakan!”.

Kak Desi terlihat membawa sebuah bungkusan untuk diserahkan. Bungkusan itupun diterima Febri. Isinya : buku kumpulan soal-soal UAN dan persiapan UAN tahun 2006.
Febri yang dikenal paling melankolis diantara semuanya, Cuma tersenyum haru dan bilang ”Terima kasih, Kak...”

”Coba kamu buka dalamnya, dan bacakan!”, kata Kak Desi.

”To Eby, Selamat Belajar Menghadapi UAN 2006, and... Let’s Go to JAMNAS 2006!”.
Saat membaca tulisan di dalam buku itulah aslinya Febri keluar lagi. Sambil nangis, dipeluknya Kak Fuad yang saat itu ada di sampingnya.



“Terima kasih Kak… terima kasih…Saya nggak akan kecewain Kakak…”.Janji Febri sambil terisak.

”Ya sudah, jangan nangis lagi. Jangan lupa belajar yang giat ya?”.Kak fuad pun menenangkan Febri.
 

Penggalang yang lain tambah terharu dibuatnya. Satu demi satu Penggalang Rakit kami mulai drop. Seakan mereka nggak percaya semua yang sudah mereka dengar. Impian selama jadi Penggalang untuk ikut ke Jamnas ternyata kandas.

Salah satu dari Penggalang Rakit itu adalah Kristianus, Pratama Putra asal Ende, NTT. Dialah yang membuat T/D DHANAPALA berdebat sengit tentang pantas tidaknya dia berangkat ke JAMNAS. Tindakannya yang suka indisipliner, acuh kalau latihan, suka ngebantah, dll bikin kami berat untuk melepas dia. Tapi, diantara Penggalang yang lain, bahkan Penggalang se-Johar Baru, Kristianus punya aura yang beda.

Bagi kami, itulah hidup. Manis atau pahit, siap nggak siap, haruslah mereka rasakan, karena di masa depan mereka, pil-pil yang lebih pahit daripada kegagalan mereka berangkat ke JAMNAS pastilah akan mereka alami.

”Adik-adik sekalian, dengan demikian lengkaplah sudah Utusan Gugus Depan DHANAPALA yang akan berangkat menikuti JAMNAS tahun 2006 ini. Sebagai penutup, Kakak akan bacakan Surat Keputusan Bersama Pembina Gugus Depan”.
 


Gubrakkk...
Tiba-tiba Kristianus jatuh lemas di tempat duduknya. Setelah mendengar namanya disebut dalam SKB Pembina Gudep itu. Dengan mata merahnya, ku papah dia ke depan untuk berbaris bersama 5 teman-temannya yang lain.

”Selamat ya Kris?”, kata Kak Fuad saat kubawa dia ke depan.
 

”Makasih, Kak...”.Ucap Kristianus.
 

Tak ada kata-kata yang bisa kulukiskan tentang Kristianus. Kelihatan di wajahnya kalau anak itu mau nangis. Entah dia tahan atau memang nggak bisa nangis, nggak jelas lah. Kulitnya yang hitam menyembunyikan merah wajahnya.Banyak hal yang terjadi setelah itu. Tapi salah satu yang penting adalah pesan dan kesan para utusan DHANAPALA dan para Penggalang Rakit yang tinggal di Gudep.

Febri : ”Buat Kakak-kakak, terima kasih sudah ngasih kesempatan kepada saya. Saya janji akan tetap belajar dengan giat supaya bisa lulus UAN dengan baik dan menjadi Penegak”


Kristianus : ”Makasih buat kakak-kakak yang sudah susah-susah ngurusin kita. Saya janji di JAMNAS nanti saya akan jadi Pinru”.


Yudha : ” Teman-teman yang lain, jangan sedih ya? Ntar pulang kita bawain oleh-oleh deh”


Lukman : ”Temen-temen yang nggak berangkat, jangan terus nggak latihan ya?. Inget janji kita waktu LT-III dulu kalau kita bakalan jadi Penegak bareng-bareng”.











Di akhir acara, ucapan selamat datang dari seluruh Penggalang (Ramu dan Rakit) yang tinggal di Gudep, dan T/D serta cooling down buat mereka yang tinggal. Nggak tega rasanya melihat kekecewaan dari wajah mereka yang ditinggal. Tak lupa kami juga ucapkan selamat dan sabar buat mereka yang nggak berangkat ke
Jatinangor.

Itulah sekelumit kenangan kami tentang JAMNAS ini. Mungkin tahun 2006 ini adalah tahun dimulainya kebangkitan kembali Gugus Depan kami setelah jatuh bangun sepeninggal Kak Mazhar dulu.

Makasih buat kakak-kakak Pembina, Makasih buat Kak Fuad yang udah nyariin sponsor dan buat kesabarannya, Makasih buat semua T/D yang udah berbuat dengan pasti untuk Gudep ini, dan yang pasti makasih buat semua Penggalang, karena kalian semua kami masih bertahan. Mungkin kalau Gudep ini nggak punya kalian, kami udah nggak disini sampai sekarang.

Febri, Kris, Septian, Lukman, Yudha, Bobby, Ade, Bayu, Tari, Nabila, Intan, Rita, Bella, Annisa, dan seluruh Penggalang, di tangan kalianlah nanti kami titipkan kejayaan Gugus Depan ini...

Kami pasukan DHANAPALA
S’lalu siap sedia
Mempertahankan amanat tercinta
Demi 76 berjaya

Kami datang Kami juang
Kami juang Kami menang
Demi DHANAPALA

Kami datang Kami juang
Kami juang Kami menang
Demi DHANAPALA
 

SMPN 76, 8 April 2006
T/D DHANAPALA


Catatan akhir :
Saat awal latihan JAMNAS tanggal 9 April 2006 di YPI Said Naum, Tanah Abang, seorang Putri
DHANAPALA (Rita Yulianti) kembali mendapat tiket ke JAMNAS, sehingga total peserta JAMNAS dari Gudep DHANAPALA menjadi 7 orang. Pada akhirnya, rombongan Gudep DHANAPALA menjadi
rombongan dengan peserta JAMNAS terbanyak di Jakarta Pusat. Alhamdulillah...

1 komentar: