Nenek Pembuat Jujur
Aku adalah seorang pemuda berumur 13 tahun.Namaku adalah Bryan Sebastian
Angelo.Aku merupakan siswa di SMP Yudhadi. Aku itu sering sekali berbohong.
Bahkan pada orangtuaku.
Di sekolah aku biasa di panggil Bryan.Hobiku adalah bermain Internet dan
shufle.Aku bergabung dengan ekskul shufle di sekolahku.Yaitu Yudhadi Shufle.
Aku biasa latihan hari sabtu dari pukul 09:00-15:00.
Aku boleh bermain internet hanya 2 jam. Kalau aku tidak punya duit, aku mengambil duit dari
dompet Ibuku saat beliau sedang tidur. Kalau ingin main lebih dari 2 jam aku
tidak bilang bermain internet tapi kerja kelompok. Disana aku sering
mabuk-mabukan, merokok, dan menghisap ganja. Aku menjadi morfinis dari usia 12
tahun.
Pada suatu hari aku bermain dari jam 19:00-23:00.Orangtuaku menanyai
diriku. "Dari mana kamu jam segini baru pulang".Ungkap Ibuku.
"Tadi macet di jalan bu".Jawab diriku yang kalau kemana-mana
membawa motor. "Bohong kamu". Kata Ayahku sambil menampar diriku.
"Terserah lo deh mau percaya apa enggak.Emang gue
pikirin". Jawab diriku sambil
menuju kamar.
"Bryan mau kemana kamu".Kata Ayahku dengan nada marah.
"Mau tidur gue. Cape gue dengerin omongan lo".Sahutku kesal.
"Kamu habis mabuk ya".Sahut Ayahku.
"Nenek lo tuh mabuk".Sahutku yang saat itu habis mabuk-mabukan
bersama temantemanku. Kemudian aku 1angsung menuju kamar.
Didalam kamar aku berkata.
"Kok gue jadi kaya gini ya, Kok gue jadi pembohong ya. Kok bisa ya.
Akh ngomong apaan sih gue.Bodo amat ah". Kata diriku.
Besoknya aku harus latihan shufle di sekolahku.Kebetulan saat itu pulang
pukul 11:00, karena para pelatih sedang ada urusan yang lebih penting. Langsung
saja aku pergi ke warung Internet untuk bermain.
Sesampainya disana aku bertemu Steven.Dia adalah temanku. "Temenin
gue beli ganja yuk".Kata Steven.
"Ayo deh gue juga pengen beli".Balas diriku.
Untuk membeli ganja, biasanya aku memakai uang bayaran sekolah.
Sesampainya disana aku membelinya 1 kg. Steven membelinya 1/2 kg. Lalu kami
langsung kembali ke warung internet.
"Thanks ya Bryan".Kata Steven. "Sama-sama Ven".
Sahutku.
Jam sudah menunjukkan pukul 15:00. Aku segera pulang.Ketika sampai di
rumah ke dua orangtuaku tidak ada. Langsung saja aku bermain Internet.
Hari sudah semakin malam. Jam menunjukkan
pukul 23:00. Aku segera pulang. Jalanan sudah sepi. Sesampainya di rumah aku
kembali diomeli oleh ke dua orang tuaku yang sudah menungguku dari pukul 18:00.
"Kemana aja kamu jam segini barn pulang".Kata Ayahku.
"Eh,anu,habis kerja kelompok".Jawab diriku.
"Bohong kamu".Kata Ayahku sambil menampar diriku.
"Terserah lo".Sahutku kesal dan langsung menuju kamar.
Aku melihat Ibuku menangis.Aku juga ingin meneteskan air mata.
"Kenapa gue jadi kaya gini ya.Akh ngomong apaan gue
sih".Kataku di dalam kamar.
Hari sudah pagi dan sekarang hari Minggu.Aku bebas bermain hari ini.Aku
bermain dari jam 09:00.Aku mabuk-mabukan bersama Teman-temanku dari pukul
21:00-00:00.Aku harus segera pulang karena besok pagi aku harus sekolah.
Jam sudah menunjukkan pukul 06:15. Aku harus segera berangkat sekolah.
Saat di perjalanan ada Teman-temanlcu yang mengajakku untuk bolos sekolah.Tanpa
pikir panjang aku menyutujui ajakan mereka.
"Eh tawuran gak".Kata Temanku.
"Ayo".Jawab diriku.
"Ya udah kita semua tawuran".Kata Temanku yang lainnya.
Kami ada 10 orang. Kami membawa gear, celurit, golok, bambu, samurai, pecut, kapak, dan batu. SMP kami
menang dan musuh kami luka-luka.Lalu kami kembali ke sekolahan untuk bertemu
satpam.
"Bang mau rokok gak lo".Kata diriku.
"Mau".Jawab si Satpam.
"Tapi jangan bilang kalokita bolos ye. Bilang aja telat. Kata
Temanku.
"Sip".Jawab si Satpam.
Setelah Bertemu Satpam, aku segera pulang. Sesampainya di rumah Ibuku
mengintrogasi diriku
"Dari mana kamu,kata Kepala Sekolah kamu gak masuk ya".Kata
Ibuku.
"Tadi telat.Daripada percuma udah bangun pagi mending main di rumah
temen.Kalo gak percaya tanya aja Satpam di sekolah.
"Kamu gak bohongkan".Kata Ibuku.
"Gak kok Bu, Byan gak bohong".Sahut diriku.
"Ya sudah ganti baju gih".Kata Ibuku.
"Ya Bu".Jawab diriku.
Sehabis ganti baju aku langsung tidur siang.Pada saat tidur aku bermimpi
buruk. Mimpiku adalah bertemu
seorang Nenek tuua yang menyuruhku untuk jujur.
"Bryan,Bryan,Bryan".Kata si Nenek
"Nenek siapa?".Sahut diriku.
"Kamu gak perlu tahu saya siapa.Yang perlu kamu tahu adalah kamu
harus jujur,jujur,dan jujur".Kata si Nenek dan dia langsung menghilang.
Tiba-tiba aku ter bangun dan aku langsung mengambil air minum untuk
menenangkan diriku.
"Itu tadi siapa ya?.Kok dia peduli banget ya sama gue,dan dia kok
tahu nama gue ye. Ngapain gue pikrin sih".Kata diriku dan langsung meminum
air putih.
Aku kembali tidur lagi.Tiba-tiba aku kembali bertemu si Nenek itu lagi.
"Bryan,cepat kamu jujur,kalau tidak saya akn terus ada di dalam
mimpi kamu". Kata si Nenek dan langsung menghilang.
Lalu aku kembali terbangun dan kembali mengambil air putih.
"Mungkin ini saatnya gue jujur".Kata diriku dan langsung
menuju kamar Ibuku. "Ibu,Bryan mau jujur sama Ibu,tapi Ibu jangan marah
ya".Kata Diriku
"Kalau kamu jujur Thu gak akan marah kok sama kamu".Jawab
Ibuku.
"Sebenemya yang selama ini ngambilin duit Ibu,Bryan. Kalo masalah
kerja kelompok itu gak pemah ada.Itu cuman alasan Bryan buat main internet
lebih dari 2 jam.Selama ini Bryan suka merokok, mabuk-mabukan dan menghisap
ganja. Terus tadi pagi Bryan bukannya telat,tapi bolos buat tawuran. Pokoknya
selama ini Bryan selalu berbohong sama Ibu. lbu maukan maffin Bryan".Kata
diriku sambil menangis.
"Ibu bangga sama kamu nak. Kamu sudah berani jujur sama Ibu. lbu
mau kok maafin kamu kok".Jawabku yang langsung memelukku sambil menangis
dan menyuruhku tidur kembali".
Saat aku sedang tidur ,aku kembali bertemu si Nenek itu lagi.
"Bagus Bryan.Kamu sudah berani jujur".Kata si Nenek dan
kembali menghilang.
Saat aku bangung tidurjam menunjukkan pukul 21:00. Tiba-tiba Ayahku
memanggil diriku. Saat aku menemuinya dia langsung memelukku sambil menangis.
"Kamu memang hebat Bryan.Kamu sudah berani jujur".Kata Ayahku
sambil menangis.
"Ayah mau kan maaffin Bryan kan". Sahut diriku sambil menangis
dan memeluk Ayahku.
"Mau nak".Jawab Ayahku.
Sejak saat itulah aku mulai merubah gaya hidupku. Dan aku menyebut si
Nenek yang menyuruhku untuk jujur adalah Nenek pembuat jujur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar