Pos
demi pun dilalui oleh anggota Regu Serigala Perak dengan sangat baik..
Nampaknya
Kak Satya tidak memerlukan usaha yang berat untuk melatih anak-anak cerdas dan
berbakat ini.
Di ujung
lapangan sana, Ibu Fatimah dan Pak Zaenuddin pun tersenyum puas dengan hasil
latihan Pramuka dengan gemblengan Kak Satya itu..
Mereka yang pada saat upacara pembukaan tadi pagi mencibir dan merendahkan anak-anak langit, kini tak lagi bergeming saat Fauzan dan Faiz bisa menunjukkan kepiawaiannya dalam isyarat semaphore. Atau kelincahan Farhan dan Fatih yang bisa membuat tandu darurat dengan 4 tongkat dalam waktu 2 menit. Kecepatan dan kelincahan mereka memasukan tali dan bambu itu pun membuat lawan-lawannya yang lain malah menonton atraksi mereka itu.
Sebut
lagi Fahmi, Ferdi, dan Fadli yang mampu membuat tiang bendera kaki tiga dengan
tegak dan tak goyah...
Di
tengah hari, saat semua peserta istirahat dengan makan siang masing-masing,
Anak-anak langit pun berkumpul dan juga menikmati makan siang mereka. Kali ini
ada 5 bungkus nasi yang dijadikan satu di atas kertas makan berwarna coklat
itu... Seperti biasa, Fauzan dan kawan-kawan pun membentuk lingkaran
mengelilingi makan siang mereka dan menikmati kebersamaan di antara semua peluh
yang tersisa.
Di
sisi lapangan yang lain, Regu Cobra nampaknya memilih untuk tidak makan siang.
Seorang anak muda seumuran Kak Satya berdiri di depan barisan shaf Regu Cobra.
Nampak wajah bengis pada orang itu. Mungkin, dialah “Kak Satya-nya” Regu Cobra.
"Bodoh
kalian !!!!!!! kenapa regu kita bisa kalah cepat geraknya dengan regu anak-anak
jalanan itu???. "Kau juga!! phioneering kan sudah makananmu sehari-hari..
Kenapa pula masih kalah cepat dan kuat dari mereka???", kata orang itu
dengan wajah yang murka.
"
Maafkan
kami, kak. Ini semua salah Zaki kak. Dia lamban macam siput !!", kata
Mario membela diri.
"Heh
Rio! Kau pun kalah lantang suaramu dari si Fauzan itu. Tak berkutik saat
memimpin baris berbaris tadi..", kata Zaki yang menunjuk ke arah Mario dan
mulai menantang pemimpin regunya.
"Diam
kau!!! itu karena aku makan gorengan sebelum lomba baris berbaris tadi
siang", tambah Mario.
"Yeeeeeeeeeeeeeeeehhhhhhh...", kata anak-anak Regu Cobra lain yang mulai kesal dengan Mario.
"Yeeeeeeeeeeeeeeeehhhhhhh...", kata anak-anak Regu Cobra lain yang mulai kesal dengan Mario.
Mario
nampaknya sudah kehilangan akal dalam menghadapi Fauzan dan kawan-kawannya.
"Kak
Robin, kita masih punya kesempatan!", kata anak bernama Wawan kepada orang
itu yang ternyata dipanggil “Kak Robin”.
"Apa
maksud kau???", tanya Kak Robin.
"Betul
Kak. Selisih nilai kita hanya 10 poin dengan Regu Serigala Perak. Artinya, kita
hanya memerlukan tambahan nilai sedikit di pertarungan terakhir di pos seni
budaya. Seni budaya kita kan nomor 1 terus...”, kata kawannya yang bernama Razak.
“Apalagi
dengan kostum kita yang bagus dan mahal.. Iya kan? Aku yakin kita dapat nilai
tertinggi di pos itu", tambah Wawan.
"Hmmmm...
pintar juga kau!. Hahahaha... kita lihat Satya!!! Kali ini kalian tidak akan
berkutik menghadapi Regu Cobra...Hahahahahahahahhahaha..."
“Dan
kalian !!! Awas kalau kalian sampai kalah!!! Sandal ini akan mendarat mulus di
pipi kalian”, ancam Kak Robin sambil mengeluarkan sebuah sandal dari balik
tasnya.
Kak
Robin tertawa dengan puas sore itu. Mereka merasa sudah di atas angin...
Sekolah bermenara megah itu memang terkenal dengan kemampuan kesenian yang
sangat elegan..
Entahlah
apakah Fauzan dan anak-anak langit itu mampu menyaingi mereka...
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar