Senin, 09 Desember 2013

MUSIKAL ANAK LANGIT BABAK II - SCENE 9 : NASIB FARHAN BERUBAH


Semua orang bersuka cita sore itu.. Menjelang Maghrib, semua peserta dan pendukungnya pun meninggalkan lapangan kantor Kecamatan Manggarai. Sebuah trophy setinggi hampir 1 meter pun diangkat-angkat oleh Fauzan dan kawan-kawannya.

Kami Pasukan Dhanapala
Selalu Siap Sedia
Mempertahankan Amanat Tercinta
Demi Indonesia Berjaya

Kami Datang Kami Juang
Kami Juang Kami Menang
Demi Dhanapala

Kami Datang Kami Juang
Kami Juang Kami Menang
Demi Indonesia

Yell-yell Dhanapala pun terus mereka nyanyikan untuk meluapkan kegembiraan yang hari itu Allah anugerahkan... Di belakang mereka, Kak Satya terus mengikuti adik-adiknya yang sedang euforia itu..

Di lapangan tempat biasa mereka berlatih Pramuka....

"Woy!!! Ada bola kasti tuh..", kata Faiz yang tiba-tiba mengagetkan itu...

"Itu bola tenis, bodoh!", kata Fakhri menimpali.

"Ya itulah maksudku..hehehe..."

"Fakhri, kau lempar yah??. Biar aku yang pukul..", kata Farhan dengan semangat

"Siap komandan!!!"

"Adik-adik, sudah mau Maghrib loh.. Kalian ditunggu Pak Zaenuddin di Musholla..", kata Kak Satya mengingatkan.

"Satu pukulan yah Kak? Hehehehe...", kata Farhan

"Hmmmmmm.....", timpal Kak Satya sambil geleng-geleng...

"Siap ya Han?? Pukul nih...!!!", kata Fakhri yang kemudian langsung melempar bola tenis itu ke arah Farhan. Farhan yang saat itu memegang batang bambu bekas tandu P3K pun memukul bola itu sekuat-kuatnya.

Plakkkkkkkkkkk.....

"Wuih..... Jauh wooooiiiii", kata Fauzan yang melihat hasil pukulan Farhan.

Kak Satya hanya terbengong melihat bakat lain dari Farhan yang ternyata baru kali ini dia saksikan.

"Hahahahaha.... Farhan gitu loh...", kata Farhan sambil berkedip ke arah Zahra. Zahra pun tertunduk malu melihat kelakuan Farhan sore itu.

"Sudah yuk, kita ke Musholla sekarang...", kata Kak Satya.

"Ayo kaaakkk....."
"Tunggu !!!!". Ada suara seorang laki-laki di belakang pohon angsana.


"Hah??"

"Siapa namamu nak?", kata orang itu. Usianya sekitar 50 tahunan.

"Aku? Namaku Wiratama, Farhan Wiratama... Kata....”

“Kata ayahku, kelak nanti aku akan menajdi seorang perwira utama... hahahahahahahaha.... ", ledek teman-temannya yang lain kepada Farhan.

"Iiiihhhhhh", balas Farhan.

"Bapak siapa?", tambah Farhan kepada bapak itu.

"Hahahaha... pukulanmu bagus nak. Cocok buat jadi batter"

"Batter? Apa itu??", tanya Farhan.

"Datanglah ke Senayan besok sore.. Kita lihat apakah kamu pantas buat jadi batter memperkuat Tim Nasional Garuda Indonesia U-16..", kata Bapak itu.

"Oh iya, sesampai kamu di Senayan, cari saja Bapak. Arif Dwihendra", kata Bapak itu sambil berlalu pergi.




Kak Satya hanya terbengong di antara anak-anak itu. Dia tak menyangka kalau barusan adalah Arif Dwihendra, pelatih Tim Nasional Baseball Garuda Indonesia U-16.



"Kak Satya tau bapak itu siapa?", tanya Farhan.

"Yang tadi itu Pak Arif Dwihendra, pelatih Tim Nasional Baseball Garuda Indonesia U-15. Kamu mau direkrut jadi pemainnya, Farhan.. Subhanallah...", jawab Kak Satya.

"Pemain apa kak?", kata Farhan yang masih bingung

"Baseball!", jawab Kak Satya lagi.

"Baseball itu apa?"

"Baseball itu kasti tauk!", kata Faiz menimpali..

"Hehehehe... Tumben kamu pinter Iz !", kata Kak Satya.
"Oh....."

"Wah Farhan hebat ya..."

"Hidup Farhan... Hidup Farhan.. Hidup Dhanapala !!!!"







Aku bukanlah pengemis
Bukan peminta-minta
Sekedar berjualan demi sesuap nasi
Halal yang kucari

Jangan kasihani aku
Dan iba melihat aku
Karena kusadari tak mungkin selamanya
Hidupku begini mencari nafkah

Di sudut jalan ini
Di bawah lampu merah
Bermandi peluh membasah tubuh
Demi sekolahku

Di sudut jalan ini
Di bawah lampu merah
Bermandi peluh membasah tubuh
Tuk meringankan beban orang tua
Tuk sekolah

Tapi semua telah berlalu
Di dalam kehidupanku
Ada jalan yang lain untuk mencari nafkah
Meringankan beban orang tuaku

Selamat tinggal wahai
Semua lampu merah
Biarlah jadi satu kenangan
Dalam hidup ini

Esok kan masih ada
Hari yang lebih cerah
Marilah teman marilah semua
Untuk lebih berkarya dalam hidup ini

Demi masa depaan....
Bangsa dan negara...
Demi masa depan...

(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar