Senin, 09 Desember 2013

MUSIKAL ANAK LANGIT BABAK II - SCENE 4 : JUJUR - SABAR - SYUKUR


Musholla Al Kasyafi Manggarai menjadi saksi pada hari ini...
Jam 3 pagi, delapan Anak Langit telah bangun dan mengambil wudhu untuk Qiyamullail bersama. Dinginnya udara di luar sana tidak menyurutkan niat mereka untuk meminta restu kepada Sang Khalik agar mereka dapat memberikan yang terbaik buat Ibu Fatimah, Pak Zaenuddin, Kak Satya, dan tentunya Dhanapala. Fauzan pun mengambil tempat terdepan. Dialah imam Anak-anak Langit... Lahir dan batin....

Selepas Qiyamullail pun anak-anak tak lantas tidur lagi. Tilawah juz ke 25 pun dihabisi mereka dini hari itu. Tak ada lagi persiapan yang mesti dilakukan.. Perlengkapan yang akan dibawa pagi itu pun hanya perlengkapan seadanya yang diperoleh dari pohon bambu di samping sekolah.

Pak Zaenuddin pun hanya tersenyum bangga melihat kedelapan anak itu. Tekad bertahan yang luar biasa dari anak-anak inilah yang memanjangkan umurnya hingga saat ini. Ya... setelah divonis gagal ginjal 3 tahun yang lalu, Pak Zaenuddin hanya hidup dengan sebelah ginjal yang tersisa.

“Assalamu’alaikum...”



“Wa’alaikum salam Pak Zaenuddin..” Fauzan dan kawan-kawan yang sedang bersiap iqomat subuh itu pun bangun dari duduknya dan berebutan mencium tangan Pak Zaenuddin.

“Bagaimana anak-anak? Siap berlomba hari ini?”




“Insya Allah pak. Makanya semalam kami menginap di musholla ini supaya tidak ada yang kesiangan.”, kata Fatih.

“Betul pak, apalagi Farhan yang susah dibanguninnya”, tambah Fahmi.

“Hei! Aku kan susah bangun kalau kecapean habis tanding bola!”, bela Farhan.

“Hahahaha... sudahlah. Tak apa-apa. Siapa imam hari ini?”

“Baiknya Pak Zaenuddin aja pak. Biar doanya makbul. Kali aja kita menang nanti. Hehehe.....”, kata Faiz dengan gayanya yang ngasal itu.

“Betul pak...” hampir semua anak-anak langit pun mengiyakan ide Faiz yang tumben kali itu cemerlang.

“Hmmm... Anak-anak, masih ingat kan pesan Bapak ke kalian? Tiga hal yang harus kalian pegang teguh dalam hidup ini.. Kalau kalian tidak mau selamanya jadi anak jalanan..", lanjut Pak Zaenuddin.

"Saya tau pak!"

"Apa coba, Farhan?"

"Jujur, Sabar, dan Syukur pak...", kata Farhan.

"Betul sekali, Farhan. Begitu juga dalam menghadapi lomba pertama kalian ini. Jujur dalam menghadapi semua materi dalam lomba, Sabar dalam menghadapi lawan yang sudah sangat berpengalaman dalam lomba Pramuka, dan bersyukur apabila di akhir lomba nanti kalian mendapat prestasi yang membanggakan.. Jangan lupa Tawakal kepada Allah SWT atas semua usaha yang dilakukan  "

"Insya Allah pak...". Sekali lagi anak-anak itu kompak.

“Sekarang, Bapak punya kejutan buat kalian...”, kata Pak Zaenuddin sambil mengeluarkan sebuah bendera regu berwarna hitam dengan border berwarna perak. Seekor Serigala Perak yang mengaum pun tergambar dengan sempurna di atas bendera itu.

“Wah keren pak.... Kawan-kawan, regu kita pasti menang nih!”, kata Fauzan dengan binaran mata yang sangat bahagia melihat bendera regu mereka yang menambah semangat.
“Aamiin...’, balas anak-anak lainnya secara serempak.

"Baiklah... Faiz, kamu iqomat ya?”, kata Pak Zaenuddin.

“Siap pak!”, balas Faiz.




Tak terasa waktu berjalan dengan cepat. Hari ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu Anak-anak Langit itu. Lomba Pramuka perdana mereka di Lomba Regu Prestasi. Sholat Subuh dengan imam Pak Zaenuddin hari itu menjadi lebih istimewa daripada hari-hari sebelumnya. Nampak sedikit ketegangan di wajah Fauzan dan kawan-kawannya selepas sujud di rakaat terakhir itu...

(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar