Musholla
Al Kasyafi Manggarai menjadi saksi pada hari ini...
Jam
3 pagi, delapan Anak Langit telah bangun dan mengambil wudhu untuk Qiyamullail
bersama. Dinginnya udara di luar sana tidak menyurutkan niat mereka untuk
meminta restu kepada Sang Khalik agar mereka dapat memberikan yang terbaik buat
Ibu Fatimah, Pak Zaenuddin, Kak Satya, dan tentunya Dhanapala. Fauzan
pun mengambil tempat terdepan. Dialah imam Anak-anak Langit... Lahir dan
batin....
Selepas
Qiyamullail pun anak-anak tak lantas tidur lagi. Tilawah juz ke 25 pun dihabisi
mereka dini hari itu. Tak ada lagi persiapan yang mesti dilakukan..
Perlengkapan yang akan dibawa pagi itu pun hanya perlengkapan seadanya yang
diperoleh dari pohon bambu di samping sekolah.
Pak
Zaenuddin pun hanya tersenyum bangga melihat kedelapan anak itu. Tekad bertahan
yang luar biasa dari anak-anak inilah yang memanjangkan umurnya hingga saat
ini. Ya... setelah divonis gagal ginjal 3 tahun yang lalu, Pak Zaenuddin hanya
hidup dengan sebelah ginjal yang tersisa.
“Assalamu’alaikum...”
“Assalamu’alaikum...”
“Wa’alaikum
salam Pak Zaenuddin..” Fauzan dan kawan-kawan yang sedang bersiap iqomat subuh
itu pun bangun dari duduknya dan berebutan mencium tangan Pak Zaenuddin.
“Bagaimana
anak-anak? Siap berlomba hari ini?”
“Insya
Allah pak. Makanya semalam kami menginap di musholla ini supaya tidak ada yang
kesiangan.”, kata Fatih.
“Betul
pak, apalagi Farhan yang susah dibanguninnya”, tambah Fahmi.
“Hei!
Aku kan susah bangun kalau kecapean habis tanding bola!”, bela Farhan.
“Hahahaha...
sudahlah. Tak apa-apa. Siapa imam hari ini?”
“Baiknya
Pak Zaenuddin aja pak. Biar doanya makbul. Kali aja kita menang nanti. Hehehe.....”,
kata Faiz dengan gayanya yang ngasal itu.
“Betul
pak...” hampir semua anak-anak langit pun mengiyakan ide Faiz yang tumben kali
itu cemerlang.
“Hmmm...
Anak-anak, masih ingat kan pesan Bapak ke kalian? Tiga hal yang harus kalian
pegang teguh dalam hidup ini.. Kalau kalian tidak mau selamanya jadi anak
jalanan..", lanjut Pak Zaenuddin.
"Saya
tau pak!"
"Apa
coba, Farhan?"
"Jujur,
Sabar, dan Syukur pak...", kata Farhan.
"Betul
sekali, Farhan. Begitu juga dalam menghadapi lomba pertama kalian ini. Jujur
dalam menghadapi semua materi dalam lomba, Sabar dalam menghadapi lawan yang
sudah sangat berpengalaman dalam lomba Pramuka, dan bersyukur apabila di akhir
lomba nanti kalian mendapat prestasi yang membanggakan.. Jangan lupa Tawakal
kepada Allah SWT atas semua usaha yang dilakukan "
"Insya
Allah pak...". Sekali lagi anak-anak itu kompak.
“Sekarang, Bapak punya kejutan buat kalian...”, kata Pak Zaenuddin sambil mengeluarkan sebuah bendera regu berwarna hitam dengan border berwarna perak. Seekor Serigala Perak yang mengaum pun tergambar dengan sempurna di atas bendera itu.
“Siap
pak!”, balas Faiz.
“Sekarang, Bapak punya kejutan buat kalian...”, kata Pak Zaenuddin sambil mengeluarkan sebuah bendera regu berwarna hitam dengan border berwarna perak. Seekor Serigala Perak yang mengaum pun tergambar dengan sempurna di atas bendera itu.
“Wah
keren pak.... Kawan-kawan, regu kita pasti menang nih!”, kata Fauzan dengan
binaran mata yang sangat bahagia melihat bendera regu mereka yang menambah
semangat.
“Aamiin...’,
balas anak-anak lainnya secara serempak.
"Baiklah...
Faiz, kamu iqomat ya?”, kata Pak Zaenuddin.
Tak
terasa waktu berjalan dengan cepat. Hari ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu Anak-anak
Langit itu. Lomba Pramuka perdana mereka di Lomba Regu Prestasi. Sholat Subuh
dengan imam Pak Zaenuddin hari itu menjadi lebih istimewa daripada hari-hari
sebelumnya. Nampak sedikit ketegangan di wajah Fauzan dan kawan-kawannya
selepas sujud di rakaat terakhir itu...
(bersambung)
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar