Kali
ini Anak-anak Langit tampil lebih gagah dari biasanya. Pak Haji Satibi akhirnya
terluluhkan hatinya untuk menyumbangkan baret dan tatop Pramuka kepada
anak-anak itu.
Seragam
Pramuka hasil berburu di Tempat Pembuangan Sementara sampah wilayah Manggarai
itu pun kini mampu membalut badan kerempeng anak-anak itu menjadi lebih gagah
macam tentara. Sepatu yang mereka kenakan pun tak ada yang istimewa, selain
milik Fauzan...
Takkan
pernah dia lupakan, saat suatu sore Amanda datang ke tempat mereka berlatih dan
membawa sepatu yang pernah dibuang oleh Fauzan karena terlalu banyak bolong dan
robeknya. Fauzan lebih memilih tidak memakai sepatu, ketibang harus memakai
sepatu bolong itu. Ternyata sepatu itu kini telah rapi terjahit meski ada
tambalan di sana sini...
Amanda
pun mengganti tali sepatu itu dengan yang lebih baik lagi, mengganti tali
sepatu yang tinggal setengah. Warnanya? Sungguh kalau itu bukan dari Amanda,
pasti Fauzan takkan pernah mau memakainya.. Cukuplah setiap kali latihan
Pramuka, Faiz dan Farhan mentertawakan sepatu dengan tali berwarna pink itu...
"Seluruhnya... Siaaaaaaapppp Grak!!!". Suara lantang Fauzan memenuhi langit taman Manggarai pagi itu, mengagetkan anak-anak sekolah bermenara megah yang juga sedang siap-siap mengikuti lomba. Di balik gerbang itu, sepasang mata penuh kebencian milik Mario, Pemimpin Regu Cobra melihat dengan tajam ke arah Fauzan dan kawan-kawannya.
"Seluruhnya... Siaaaaaaapppp Grak!!!". Suara lantang Fauzan memenuhi langit taman Manggarai pagi itu, mengagetkan anak-anak sekolah bermenara megah yang juga sedang siap-siap mengikuti lomba. Di balik gerbang itu, sepasang mata penuh kebencian milik Mario, Pemimpin Regu Cobra melihat dengan tajam ke arah Fauzan dan kawan-kawannya.
"Baiklah
kawan-kawan, sebelum kita berangkat, marilah kita berdoa bersama. Agar Allah
SWT meringankan gerak dan langkah kita untuk menghadapi lomba kali ini. Berdoa
dimulai.."
"Berdoa
selesai".
"We
are Dhanapala!!!"
"Wa
cha cha.."
"We
are Dhanapala!!!"
"Wa
cha cha.."
"We
are Dhanapala!!!"
"Wa
cha cha.. We Are The Best !!!!"
Yell-yell Dhanapala pun kemudian dikumandangkan. Kibaran bendera regu Serigala
Perak hadiah dari Pak Zaenuddin pun mulai dimainkan oleh Fauzan.. Tiba-tiba....
"Fauzan!
Tunggu dulu..."
Suara
panggilan dari dua orang anak perempuan dari dalam sekolah itu pun menghentikan
langkah Fauzan untuk kemudian melihat ke arah dalam sekolah. Ternyata anak yang
beberapa hari yang lalu mengantarkan surat Amanda kepadanya.
"Ada
apa?", kata Fauzan.
"Kenalkan,
namaku Diana. Aku sahabatnya Amanda. Dan ini Astri. Kami bertiga bersahabat
sejak SD."
"Ada
amanat dari Amanda yang belum kami sampaikan", tambah Astri.
"Hah??.
Apa itu"
"Surat
yang kemarin itu sebenarnya disertai kertas dan sebuah kotak berwarna perak ini.
Tapi Amanda pesankan pada kami supaya memberikannya ke kamu sebelum berangkat
lomba hari ini.", kata Diana menjelaskan.
"Kau
tak keberatan kalau aku baca surat ini?. Karena itu pesan Amanda", kata
Astri.
"Tak
lah... Amanda pasti mengenal sahabatnya dengan baik"
"Baiklah
terima kasih"
Amplop
pink itu pun kemudian dibuka dengan hati-hati oleh Astri. Wajahnya kini
memperlihatkan suasana hati yang lain.. Sebuah puisi yang Amanda tulis buat
kawan-kawannya yang akan berlaga hari ini..
"Apa
itu Astri?", tanya Fauzan
Kepada
Para Pejuang Yang berdiri diatas Cita & Cinta
Saat kami berdiri
Saat itulah cita terpatri
Saat kami tegakkan dada
Saat itulah cinta ada
Saat kami berjalan beriring
Saat itulah kemenangan tak lagi asing
Berdiri, berjalan tegaklah
Layaknya Ksatrya Gajah Mada
Dia miliki cita
Menyatukan Nusantara
Yakini diri, kuatkan jiwa
Layaknya Putri Pramodhawardhana
Dia miliki cinta
Terindah di dunia
Ujian takkan pernah berkesudahan
Dia datang dan pergi tanpa pesan
Hanya hati yang pasrah dan tanpa iman
Yang tak yakin akan pertolongan Tuhan
Tuhan...
Eratkan mereka dengan ikatan
Yang berdzikir pada-Mu
Kuatkan mereka dengan hati
Yang ikhlas pada-Mu
Iringi cita dan perjuangan mereka
Dengan cinta dan kasih sayang-Mu
Seperti mereka
Yang berdiri tegak bersama
Seperti DHANAPALA
Yang berdiri diatas Cita dan Cinta
"Allaaaaaaahu
Akbar !!!!!!" Farhan pun
mengumandangkan takbir
Kali
ini setetes air mata terlihat di ujung mata Fauzan. Rasa rindu akan Amanda kian
berkecamuk di dalam hatinya.
Setelah
mengambil kertas berisi puisi itu...
"Terima
kasih Diana, Astri.. Buat kami ini adalah puisi pembakar semangat yang paling
kami tunggu", kata Fauzan.
"Ayo
kawan-kawan, kita berangkat. Jangan sampai telat di arena lomba"
"Ayoooo"
"Fauzan,
tunggu! Kau lupakan ini...", kata Diana sambil menyerahkan sebuah kotak
berwarna perak.
"Subhanallah....",
Fauzan pun kaget dibuatnya setelah melihat isi kotak itu.
"Apa
itu zan", kata Faiz penasaran.
"Pakailah
Zan.. Amanda pasti senang melihatmu yang gagah dengan itu. Dia berharap dapat
bersama-sama kalian hari ini. Semoga hadiahnya itu bisa menggantikan dia untuk
bersama-sama kalian", jelas Diana.
"Wuiiihhhhhhhh....
Fauzan gagah euy"
"Keren
Zan!"
"Terima
kasih ya Diana.. Astri..."
"Ayo
kawan-kawan.. Kita berangkat sekarang dan rebut piala itu !!!!"
"Ayooooo...
Serigala Perak Dhanapala!!!"
Serombongan
anak Pramuka yang tiga bulan lalu dekil dan kumal, pagi itu nampak gagah.
Mereka berlari dengan binaran mata yang tajam untuk menjemput satu impian
mereka saat itu : Menjadi Pemenang Lomba Regu Regu Prestasi dan mempersembahkan
trophy pertama buat Dhanapala...
(bersambung)
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar